AHLAK
DAN PROBLEM KEBAHAGIAAN
MAKALAH
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Ahlak Tasawwuf yang dibimbing
oleh
Bapak Ubaidillah, M.pd
Oleh Kelompok 06
:
Elviatul Laili (084142060)
Fathor
Rahman (084142061)
Lailatul
Qomariyah (084142062)
Deni
indriani (084142063)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
OKTOBER 2015
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan mengucapkan
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahNya sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca khususnya.
Terimakasih
penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusun makalah
ini terutama kepada Bapak Ubaidillah, M.pd
selaku dosen mata kuliah Ahlak Tasawuf yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya dalam terselesikannya makalah ini.
Penulis sadar
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangan.Maka dari itu penulis mengharap kritik serta saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jember, 11 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR......................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Akhlak...................................................................................................
B.
Problem Kebahagiaan..............................................................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ahlak ialah sifat yang tertanam di
dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan
mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang telah terlatih sedemikian
rupa sehingga menjadi perangai yang mudah melahirkan laku perbuatan secara
berulang-ulang tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan sebelumnya.
Bahagia yaitu kelezatan (pleasure), kegembiraan /gembira (joy),
kebahgiaan (happiness. Menurut MC Dougal bahwa gejala-gejala kejiwaan di atas
merupakan keadaan kejiwaan yang bersifat umum. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi character dan mindset manusia, salahsatunya adalah pandangan dunia
atau prinsip yang mereka miliki, sehingga prinsip tersebut ikut mempengaruhi
kehidupan mereka di dunia. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kehendak
kebebasan (free will), seluruh tindakan sadarnya (voluntary action) adalah efek
dari ilmu dan kehendaknya. Sehingga perbuatan baik ataupun jelek bersumber dari
ilmu dan kehendak tadi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
dari akhlak?
2. Apa problem kebahagiaan?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari akhlak
2.
Untuk mengetahui problem kebahagiaan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Kata "akhlak" berasal dari bahasa arab yaitu " Al-Khulk "
yang berarti tabiat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut
istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia
yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu
pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan.
Sedangkan menurut para pakar dalam mengartikan akhlak yaitu: menurut Ibnu
Maskawaih, akhlak ialah "hal li nnafsi daa'iyatun lahaa ila
af'aaliha min ghoiri fikrin walaa ruwiyatin" yaitu sifat yang tertanam
dalam jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Menurut Abu Hamid Al Ghazali, akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa
manusia yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang
dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih
dahulu.
Menurut Ahmad bin Mushthafa, akhlak merupakan sebuah ilmu yang
darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana keutamaan itu ialah
terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan yakni kekuatan berpikir, marah
dan syahwat atau nafsu.
Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani, akhlak merupakan sesuatu
yang sifatnya (baik atau buruk) tertanam kuat dalam diri manusia yang
darinyalah terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa berpikir
dan direnungkan.
Menurut Ahmad
Amin, sebagian ahli ilmu akhlak memberi batasan akhlak bahwasannya ia adalah
kehendak yang telah dibiasakan (عادةالارادة) artinya bahwa kehendak itu jika membiasakan
suatu perbuatan maka perbuatan itu dinamakan akhlak.
Dari
definisi-definisi di atas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan akhlak adalah
keadaan jiwa seseorang yang telah terlatih sedemikian rupa sehingga menjadi
perangai yang mudah melahirkan laku perbuatan secara berulang-ulang tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan sebelumnya.
Menurut
penyelidikan Prof. Omar Muhammad At-Tamu As-Saibary bahwa di dalam Al Qur’an
terdapat 1504 ayat yang berhubungan dengan masalah akhlak, baik yang bersifat
teoritis maupun praktis, atau hampir ¼ ayat Al-Qur’an berkaitan dengan akhlak. Namun secara verbal menyebutkan bahwa
perkataan (khuluq) dapat ditemui pada
2 ayat/surat pertama dalam surat Al-Qolam, ayat 4:
ﻮﺃﻧﻚ ﻟﻌﻟﻰ ﺨﻟﻖﻋﻈﻴﻢ (ﺃﻟﻘﻟﻢ :٤)
“Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti yang luhur”
Surat ke-2 dalam surat as-Syu’aro ayat : 147.
أن هذا الا خلق ألاولين (ٲلشعراء :١٤٧)
“Agama kami ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang “dahulu”.
Perbedaan pada ayat pertama kata khuluk disebut dalam konotasi yang bersikap memuji (kepada Muhammad)
dan merupakan petunjuk suatu potret serta kriteria perilaku baik yang harus
diteladani dan diperbuati sedangkan pada ayat kedua kata khuluk disebutkan dalam konteks gambaran/ilustrasi sebagai agama.
Kecuali dalam Al Qur’an kata khuluq/akhlak
disebutkan pula dalam hadist Nabi SAW dalam bentuk mufrod tunggal maupun jama’
yang berbunyi:
ٲكمل المؤمنين ايما نا أحسنهم حلقا ( رواه
ترمذى)
“Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya”
أنمابعثت لاتم
مكارم الاخلق ( روه احمد)
“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”.
Dalam Al-Qur'an surat Al-Qolam ayat 4 dikatakan bahwa "Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti yang agung".
Dan dalam sebuah haditspun dikatakan bahwa " Aku diutus hanya untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia".
Sehingga jelas bagi umat Islam diseluruh alam berpatokan pada akhlaknya
nabi Muhammad SAW. Akhlak terpuji yang ada dalam diri Rasulullah SAW patut
kita jadikan contoh dan suri tauladan yang baik. Ada dua sumber yang harus
dijadikan sebagai pegangan hidup yakni Al-Qur'an dan As-Sunnah yang keduanyapun
dijadikan sumber akhlak islamiyah. Jika manusia telah berakhlakul karimah atau
akhlak yang baik, mulia, terpuji InsyaAllah hidupnya akan jauh lebih
baik.
a)
Arti Kebahagiaan
Ada beberapa istilah sejenis, yaitu kelezatan (pleasure),
kegembiraan/gembira (joy), kebahgiaan (happiness), dengan ketiga istilah ini
dapat mengaburkan pengertian. Menurut MC Dougal bahwa gejala-gejala kejiwaan di
atas merupakan keadaan kejiwaan yang bersifat umum.
Kelezatan itu waktunya singkat sekali, dan banyak berkaitan dengan
segi-segi jamaniah, misalnya kelezatan yang timbul dari makanan, minuman dan
pakaian. Adapun kegembiraan waktunya agak lebih panjang. Pada umunya lebih
bersifat kejiwaan, karena ada kaitannya dengan perasaan, misalnya bergembira
karena bertemu dengan teman lama atau sembuh dari sakit yang berat, dan lain
sebagainya.
Sedangkan kebahagiaan waktunya lebih panjang dari keduanya bahkan
dapat juga berlangsung seumur hidup. MC Dougal mengatakan biasanya orang-orang
yang merasakan kebahgiaan sanggup menyelesaikan suatu kewajiban yang
dipercayakannya.
Rasa harga diri timbul bahwa menunaikan kewajiban adalah
melaksanakan orang tentang dirinya, kemudian ia merasa bahagia sebagai hasil
nyata dunia, self realitasisme, dapat kita lihat bahwa kebahagiaan juga
berkaitan dengan integritas pribadi seseorang. Keadaan ini timbul dari adanya
keselarasan dan keserasian yang sempurna antara dorongan-dorongan dan
sentimen-sentimen pribadi seseorang.
Dengan adanya kesatuan dan keserasian inilah yang menyebabkan atau
menjamin pengarahan potensi manusia yang timbul dari pembawan naluri untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, apabila tujuan itu tercapai maka sesorang akan
merasa puas, kepuasan yang sadar dan dirasakan seseorang karena keinginannya
disadari memiliki sesuatu yang baik, itulah yang dinamakan kebahagiaan.
b)
Ragam Penafsiran Tentang Kebahagiaan
Perbedaan pendapat yang menjadi obyek yang dapat memberikan
kebahagiaan timbullah beberapa aliran:
1)
Hedonisme
Menurut aliran
ini, bahwa kebaikan tertinggi yang menjadi tujuan segala manusia adalah
kebahagiaan dalam bentuknya yang kasar, hedonisme menganggap kebahagiaan
jasmaniah yang berupa kelezatan (pleasure).
Aliran ini lebih
menekankan kelezatan jasmaniah/panca indra karena dipandang dalam intensif dari
pada kesenangan intelektual. Walaupun lebih tinggi nilainya, menganggap bahwa
dalam hidup ini diperlukan ketangkasan hidup untuk memungkinkan, memilih
saat-saat kepuasan/kelezatan yang lestari (long continuepleasure).
2)
Epilurisme
Aliran ini pada
dasarnya merupakan hedonisme dalam bentuk yang lebih luas. Tujuan hidup bukan
kelezatan tetapi kedamaian. Maka aliran ini berusaha mencapai kebahagiaan
dengan memperoleh ketentraman jiwa/batin sebanyak-banyaknya, menjauhi
penderitaan sekecil-kecilnya.
Kesenangan
intelektual lebih baik sebab lebih tahan lama dibandingkan kesenangan
jasmaniah, agar sesorang tetap dalam keadaan bahagia, ia harus membatasi diri
dari keinginan-keinginan sebagai cita-cita yang luhur suatu upaya menghilangkan
keinginan-keinginan yang tidak dapat dicapai.
3)
Utilitarianisme
Ia lahir dari
hedonisme, aliran ini mementingkan nilai guna/manfaat, ia tidak tamak/egoistis,
juga memandang kepentingan kelompok untuk melaksanakan kepuasan bersama. Tujuan
hidup adalah kebahagiaan yang paling besar bagi jumlah terbesar. Ukurannya
bersifat kuantitatif, tokohnya adalah Jeremy Benthan (1748-1832).
4)
Stoisisme
Aliran ini tumbuh
dari seorang murid Socrates Antithines yang mendirikan aliran Cymika.
Pendapatnya bahwa kebahagiaan adalah sifat yang dicapai dengan jalan melepaskan
diri dari tiap-tiap keinginan, kebutuhan, kebiasaan/ikatan yang mengurangi
kebebasan seseorang. Menurut aliran ini, kebahagiaan tidak terdapat pada
kepuasan, melainkan terletak pada kelepasan seseorang merasa cukup pada dirinya
sendiri. Hal inilah yang dipandang sebagai kebaikan dan kewajiban.
Pengikutnya
memandang hina pada kekayaan, kesenangan, keluarga, dsb, bahkan memandang hina
pada tata krama/sopan santun karena mengurangi kebebasan manusia. Terikat pada
pribadi sendiri adalah sifat-sifat yang sangat dihargai oleh Stoisisme.
5)
Evolusiraisme
Ini adalah ajaran
kemajuan dan pertumbuhan, kemajuan dipandang sebagai tujuan hidup, tidak peduli
kemana kaki menuju, jadi prosesnya sendiri itulah yang penting walaupun tujuan
akhirnya tidak diketahui dan dikenal. Tokohnya adalah Herbert Spencer yang
menghubungkan evolusionisme dengan etika, menurutnya bahwa perbuatan itu
disebut baik/buruk tergantung pada tujuannya.
c)
Obyek Kebahagiaan dan Kebahagiaan Tertinggi
Setiap manusia ingin kebahagiaan, kebahagiaan tertinggi/kebahagiaan
sempurna, karena sifatnya yang kadang terbit dari hakekat manusia itu sendiri.
Keinginan tersebut berasal dari Tuhan. Permasalahannya: apakah yang sebenarnya
yang menjadi obyek kebahagiaan itu sendiri?
Berdasarkan kenyataan obyektif kemampuan penalaran manusia sendiri
ada 3 kemungkinan yang menjadi obyek kebahagiaan tertinggi.
1)
Sesuatu di bawah manusia, seperti harta, keluarga, kekuasaan,
kedudukan, dsb. Semua ini ternyata masih memerlukan penjabaran/menyusahkan dan
harus ditinggalkan, jadi merupakan kebahagiaan yang tidak sempurna yang
akhirnya ditinggalkan.
2)
Manusia sendiri, hal ini tidak mungkin dapat menjadi obyek
kebahagiaan sempurna, karena baik rohani maupun jasmani tidak mungkin merasa
puas pada dirinya sendiri. Tidak sempurnanya karena sesuai dengan obyek manusia
itu sendiri.
3)
Sesuatu di atas manusia, obyek kebahagiaan tertinggi harus dicari
di luar dan di atas manusia. Dan sesuatu yang merupakantujuan akhir dari seuruh
kehidupan manusia, yaitu: Tuhan. Tuhan menurut akal kita pasti dapat memenuhi
segal tuntutan kita.
Para
filosof (non ateis) membagi kebahagiaan menjadi 2 macam yaitu: jasmaniah dan
rohaniah. Hal ini juga dipegang para filosofis yang membahas ilmu akhlak
seperti Ibnu Maskawaih dan Al Ghozali.
Ibnu
Maskawaih banyak dipengaruhi Aristoteles yang mengatakan kebahagiaan itu
mempunyai 2 tahap sesuai dengan tabiat manusia, yaitu jasmaniah dan rohaniah. Kebahagiaan
rohani sebagai kebahagiaan tingkat tertinggi, sedangkan kebahagiaan jasmani
mempunyai martabat rendah yang bersifat sementara, dapat sakit, menyesal karena
tertipu oleh panca indra. Sedangakan puncak kebahagiaan rohani terletak pada
kebahagiaannya dengan Tuhan karena prang dapat mengendalikan hawa nafsunya,
dsb.
Hujatul
Islam Al Ghozali membagi kebahagiaan menjadi 2 macam, yaitu kebahagiaan dunia
dan akhirat. Kebahagiaan dunia meliputi 4 macam dan masing-masing memiliki
bagian:
1.
Keutamaan akal budi
a.
Ilmu (al-ilmu) atau al-hikmah
b.
Suci diri (al-iffah)
c.
Berani (as-saja’ah)
d.
Adil (al-adl)
2.
Keutamaan tubuh
a.
Sehat (al-asihah)
b.
Kuat (al-kuwah)
c.
Elok/bagus (al-jamal)
d.
Panjang umur (thowil umur)
3.
Keutamaan luar badan
a.
Harta benda (al-malu)
b.
Keluarga (al-ahlu)
c.
Terhormat (al-idju)
d.
Mulia turunan (karomah arrumah)
4.
Keutamaan bimbingan
a.
Petunjuk Allah (al-hidayah)
b.
Pimpinan Allah (an-nash)
c.
Sokongan Allah/dorongan (tasdid)
d.
Bantuan Allah (tasyid)
Kebahagiaan
akhirat sifatnya kekal sebagai kebahagiaan tertinggi. Kebahagiaan ini semua
banyak diberikan atau dicapai oleh nabi dan wali. Orang harus menguasai jiwnya
dengan keutamaan (al fadhilah). Menurut akhlak Islam banyak dimuat dalaam Al
Quran dan As Sunnah bahwa kebahagiaan tertinggi adalah bersifat universal dan
mempunyai predikat mardhotillah. Islam menghendaki kebahagiaan jasmani dan
rohani dunia akherat.
d)
Problem kebahagiaan
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi character dan mindset
manusia, salah satunya adalah pandangan dunia atau prinsip yang mereka miliki,
sehingga prinsip tersebut ikut mempengaruhi kehidupan mereka di dunia. Manusia
sebagai makhluk yang mempunyai kehendak kebebasan (free will), seluruh tindakan
sadarnya (voluntary action) adalah efek dari ilmu dan kehendaknya. Sehingga
perbuatan baik ataupun jelek bersumber dari ilmu dan kehendak tadi.
Dengan cara ini kita menganalisa fenomena perbuatan manusia. Sejumlah manusia telah beranggapan bahwa kebahagiaaan hanya terletak pada hal-hal yang bersifat materi. Pandangan ini mendorong mereka untuk mencapai kebahagiaan tersebut dengan cara apapun. Hal ini melahirkan perbuatan seperti konsumerisme, terorisme, korupsi, penyalahgunaan obat-obatan, padahal, perbuatan-perbuatan tersebut tidak sesuai dengan rasionalitas pada manusia yang merupakan differentia yang membedakan manusia dari spesies lainnya.
Dengan cara ini kita menganalisa fenomena perbuatan manusia. Sejumlah manusia telah beranggapan bahwa kebahagiaaan hanya terletak pada hal-hal yang bersifat materi. Pandangan ini mendorong mereka untuk mencapai kebahagiaan tersebut dengan cara apapun. Hal ini melahirkan perbuatan seperti konsumerisme, terorisme, korupsi, penyalahgunaan obat-obatan, padahal, perbuatan-perbuatan tersebut tidak sesuai dengan rasionalitas pada manusia yang merupakan differentia yang membedakan manusia dari spesies lainnya.
Atas dasar ini, perlu bagi kita untuk merumuskan kembali, apa
kebahagiaan yang sesuai dengan rasionalitas manusia. Hal ini dikarenakan cara
pandang atau world view menyangkut hakikat manusia dan tujuan penciptaannya
pada diri seseorang sangat menentukan tindak-tindakan yang diambilnya.
Para filosof peripatetik dalam berbagi karyanya telah
mendiskripsikan dan menegakan argumentasi menyangkut kebahagiaan yang esensial
bagi spesies manusia. Kebahagiaan tercapai, jika seseorang berhasil
merealisasikan tujuan penciptaannya. Tujuan penciptaan suatu spesies dapat
dilihat dari diffrentia spesies tersebut. Sehingga, kebahagiaan esensial
manusia adalah terealisasinya natiqiyahnya, dalam hal ini akal nazori dan
amali. Dan Ibn Sina bisa membuktikan dengan metode burhannya, bahwa kebahgiaan
non-materi adalah lebih muliah, sempurna,tinggi, kuat, bertahan lama dari
kebahagiaan materi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perbedaan
pendapat yang menjadi obyek yang dapat memberikan kebahagiaan timbullah
beberapa aliran:
1)
Hedonisme
2)
Epilurisme
3)
Utilitarianisme
4)
Stoisisme
5)
Evolusiraisme
Hujatul
Islam Al Ghozali membagi kebahagiaan menjadi 2 macam, yaitu kebahagiaan dunia
dan akhirat. Kebahagiaan dunia meliputi 4 macam dan masing-masing memiliki
bagian:
1.
Keutamaan akal budi
a.
Ilmu (al-ilmu) atau al-hikmah
b.
Suci diri (al-iffah)
c.
Berani (as-saja’ah)
d.
Adil (al-adl)
2.
Keutamaan tubuh
a.
Sehat (al-asihah)
b.
Kuat (al-kuwah)
c.
Elok/bagus (al-jamal))
d.
Panjang umur (thowil umur)
3.
Keutamaan luar badan
a.
Harta benda (al-malu)
b.
Keluarga (al-ahlu)
c.
Terhormat (al-idju)
d.
Mulia turunan (karomah arrumah)
4.
Keutamaan bimbingan
a.
Petunjuk Allah (al-hidayah)
b.
Pimpinan Allah (an-nash)
c.
Sokongan Allah/dorongan (tasdid)
d.
Bantuan Allah (tasyid)
DAFTAR
PUSTAKA
Fakhry, Majid. 1996. Etika Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hamka. 1990. Tasawwuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Mustofa. 1997. Akhlak
Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Nasution, Harun. 1983. Falsafat dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta:
Bulan Bintang.
Toko Mesin Murah · Jual Mesin · Susu Listrik · Portal Belanja Mesin Makanan, Pertanian, Peternakan & UKM · CP 0852-576-888-55 / 0856-0828-5927
BalasHapusThe casino with roulette machines | Vannienailor4166 Blog
BalasHapusCasino roulette game is one of the most popular casino games 1xbet korean in 바카라 Malaysia. It offers หาเงินออนไลน์ the latest games with the best odds, with big https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ payouts 바카라 사이트 and easy
Halo kak, artikelnya menarik dan menginspirasi cek website kami juga kak Tempat les yang bagus dan murah
BalasHapus