Rumusan Masalah
Makalah
Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Kualitatif
Yang dibimbing oleh Dr. M. Khusna Amal, S.Ag., M.Si
Oleh:
Jujun 084142050
Divena Refi S 084142058
Lailatul Qomariyah 084142062
Febri Arisandi 084142056
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
Mei, 2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan
mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat
bagi penulis maupun pembaca khususnya.
Terimakasih
penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusun makalah
ini terutama kepada Bapak Dr. M. Khusna Amal, S.Ag., M.Si selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian
Kualitatif yang telah memberikan arahan serta bimbingannya dalam terselesaikannya
makalah ini.
Penulis
sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan.Maka dari itu penulis mengharap kritik serta saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jember, 30
April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR......................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
1
C. Tujuan......................................................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Rumusan Masalah..................................................................................
3
B.
Petunjuk Menulis Perumusan Masalah....................................................................
3
C.
Ciri-ciri Perumusan Masalah.................................................................................... 4
D.
Bentuk-bentuk Perumusan Masalah........................................................................ 6
E.
Prinsip-prinsip Perumusan Masalah......................................................................... 8
F.
Fungsi dan Tujuan Rumusan Masalah..................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan..............................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap
melakukan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang akan dipecahkan.
Perumusan masalah ini bukanlah pekerjaan yang mudah, termasuk bagi
peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada di
lingkungan sekeliling kita.
Titik
tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah,
penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai
memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara
jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian
lainnya akan berpangkal pada rumusan masalah tersebut.
Pemecahan
masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna untuk mengatasi
kebingungan kita akan suatu hal, untuk memisahkan kemenduaan, untuk mengatasi
rintangan atau untuk menutup celah antara kegiatan atau fenomena. Karenanya
peneliti harus memilih suatu masalah bagi penelitiannya, dan merumuskannya
untuk memperoleh jawaban terhadap maslaah tersebut. Perumusan masalah merupakan
hulu dari penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang
sulit dalam penelitian ilmiah.
Karena
pentingnya perumusan masalah dalam sebuah penelitian maka saya membuat makalah
dengan bahasan perumusan masalah penelitian (research question).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
definisi dari Rumusan Masalah ?
2.
Bagaimana
Petunjuk menulis Perumusan Masalah ?
3.
Apa
saja Ciri-ciri Perumusan Masalah ?
4.
Bagaimana Bentuk-bentuk
Perumusan Masalah ?
5.
Apa
saja Prinsip Perumusan Masalah ?
6.
Apa
saja fungsi dan tujuan Perumusan Masalah?
C.
Tujuan
1.
Untuk
Mengetahui definisi dari Rumusan Masalah.
2.
Untuk
Mengetahui Petunjuk Menulis Perumusan Masalah
3.
Untuk
Mengetahui Ciri-ciri Perumusan Masalah
4.
Untuk
Mengetahui Bentuk-bentuk Perumusan Masalah
5.
Untuk
Mengetahui Prinsip Perumusan Masalah
6.
Untuk
Mengetahui Fungsi dan Tujuan Perumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Rumusan Masalah
Rumusan masalah atau research questions
atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan
yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena
mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di
antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun
sebagai akibat.
Ada
beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan masalah, diantaranya:
·
Menurut
Pariata Westra (1981:263) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang
berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai
tujuan itu hingga berhasil.”
·
Menurut
Sutrisno Hadi (1973:3) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan
kenapa dan kenapa”.
Rumusan
masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa
perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan
tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Rumusan
masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan
penelitian menurut tingkat eksplanasi.
B.
Petunjuk-petunjuk
menulis rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
·
Ajukanlah
satu atau dua pertanyaan utama (rumusan masalah) yang diikuti oleh lima hingga
tujuh subpertanyaan. Subpertanyaan-pertanyaan ini harus sesuai dengan rumusan
masalah dan mempersempit fokus penelitian, tetap membuka diri akan kemungkinan-kemungkinan
lain.
·
Kaitkanlah
pertanyaan utama (rumusan masalah) dengan strategi penelitian kualitatif
tertentu. Misalnya, spesifikasi rumusan masalah dalam penelitian etnografi
berbeda dengan rumusan masalah dalam strategi-strategi penelitian kualitatif
yang lain.
·
Awalilah
rumusan masalah penelitian dengan dengan kata-kata “apa” atau “bagaimana” untuk
menunjukkan keterbukaan penelitian. Kata bagaimana sering kali menyiratkan
bahwa penelitian berusaha menjelaskan mengapa sesuatu muncul.
·
Fokuslah
pada satu fenomena atau konsep utama. Suatu penelitian memang bisa berkembang
dari waktu ke waktu; ada kemungkinan banyak faktor lain yang muncul dan
mempengaruhi fenomena tersebut.
·
Gunakanlah
verba-verba eksploratif sesuai dengan jenis strategi kualitatif yang anda
terapkan. Verba-verba ini seyogiyanya mengajak pembaca untuk memahami bahwa
penelitian
tersebut adalah menemukan (greounded theory), memahami (etnografi),
mengeksplorasi suatu proses (studi kasus), mendeskripsikan
pengalaman-pengalaman (fenomenologi), menyajikan cerita-cerita (naratif).
·
Gunakanlah verba-verba eksploratoris
berupa kata-kata tidak langsung.
·
Gunakanlah rumusan masalah yang open-ended,
tanpa perlu merujuk pada literatur atau teori tertentu.
C.
Ciri-ciri
Rumusan Masalah
Dalam
penelitian diperlukan sebuah masalah yang baik. Terdapat beberapa ciri masalah
yang baik, yaitu:
1.
Mempunyai
Nilai Penelitian
Dalam
sebuah penelitian, masalah yang sedang diteliti hendaknya mempunyai nilai
penelitian. Dikatakan mempunyai nilai penelitian apabila masalah yang akan
diteliti pada akhir penelitian dapat memberikan manfaat dalam sebuah bidang
ilmu tertentu atau dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Dalam memilih
masalah yang baik peneliti harus memperhatikan beberapa hal berikut:
2.
Masalah
harus mempunyai keaslian
Sebuah
masalah yang akan diteliti hendaknya adalah masalah yang up to date. Maksudnya
adalah masalah yang diteliti belum pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti
lain. Masalah juga harus mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi
ilmiah, sehingga penelitian akan semakin berkualitas. Selain itu, masalah yang
diteliti boleh jadi adalah masalah-masalah yang terlewatkan dari perhatian
masyarakat selama ini atau bisa juga masalah yang akan memunculkan sebuah teori
baru.
3.
Masalah
harus menyatakan suatu hubungan
Masalah
yang baik adalah masalah yang menyatakan sebuah hubungan antara
variabel-variabel tertentu yang saling berkaitan. Hal ini perlu diperhatikan
agar penelitian yang dilakukan lebih bermakna. Biasanya variabel-variabel yang
dipakai untuk mewakili unsur-unsur yang ada dalam penelitian dilambangkan
dengan huruf X, Y, dan Z.
4.
Masalah
harus merupakan hal yang penting
Masalah
yang diteliti haruslah merupakan hal yang penting dan bukan masalah yang sepele
untuk diteliti. Karena diharapkan hasil akhir dari penelitian adalah sebuah
fakta dan kesimpulan yang dapat bermanfaat di sebuah bidang tertentu dan dapat
diterbitkan di jurnal ilmu pengetahuan. Tidak hanya itu, hasil penelitian juga
dapat menjadi bahan referensi dalam menyusun buku-buku teks.
5.
Masalah
harus dapat diuji
Seorang
peneliti harus pandai dalam memilih masalah yang akan diteliti. Masalah yang
akan diteliti hendaknya adalah masalah yang dapat diuji. Sebaiknya
masalah yang dipilih adalah masalah yang dapat memberikan implikasi untuk dilakukan
uji empirisnya. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat dilihat secara jelas
hubungan antar variabel yang saling berkaitan dalam masalah yang sedang
diteliti dan dapat tentu saja dapat diukur.
6.
Masalah
harus dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
Masalah
yang menarik adalah masalah yang dapat menimbulkan pertanyaan. Tapi peneliti
juga harus dapat menggambarkan masalah yang sedang diteliti dengan jelas,
sehingga tidak membingungkan orang yang membacanya dan dapat dilakukan uji
untuk menyatakan jawaban dan kebenarannya.
7.
Mempunyai
fisibilitas
Masalah
yang baik adalah masalah yang mempunyai fisibilitas, yaitu masalah tersebut
harus mempunyai nilai pemecahan dan dapat dipecahkan.
8.
Sesuai
Dengan Kualifikasi Peneliti
Masalah
yang akan diteliti hendaknya adalah masalah yang nantinya akan dapat dipecahkan
oleh peneliti. Mengapa demikian, karena agar penelitian yang telah dilakukan
tidak terhenti di tengah proses pengerjaan karena ketidakmampuan seorang
peneliti untuk memecahkan masalah yang sedang diteliti sehingga akan sia-sia.
D. Bentuk-bentuk
Rumusan Masalah Penelitian
Seperti
telah dikemukakan bahwa rumusan masalah itu merupakan suatu petanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah
ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Bentuk
masalah dapat di kelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif , komparatif,
asosiatif.
a) Rumusan
masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan
masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable atau
lebih, jadi dalam penelitian ini, penelitian tidak membuat perbandingan
variable itu pada sample yang lain, dan mencari hubugan variable dengan
variable yang lain.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
1)
Seberapa
baik kinerja departemen sosial?
2)
Bagaimanakah
sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum?
3)
Seberapa
tinggi efektifitas kebijakan manajemen berbasis sekolah di Indonesia?
4)
Seberapa
tinggi minat baca dan belajar rata-rata perhari murid sekolah di Indonesia?
b)
Rumusan
Masalah Komparatif
Rumusan masalah
komparatif adalah rumusan masalah yang membandingkan keberadaan suatu variable
atau lebih pada dua atau lebih sample yang berbeda, atau pada waktu yang
berbeda.
Contoh rumusan
masalah komparatif:
1) Adakah
perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta ? (
variable penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah
negeri dan swasta )
2) Adakah
perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? ( satu variable dua sampel )
3) Adakah
perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal dari
keluarga Guru, Pegawai Swasta, dan Pedagang ? ( dua variable tiga sampel )
4) Adakah
perbedaan kompetensi professional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan
SLTA ? ( satu variable untuk dua kelompok, pada tiga sampel ).
c)
Rumusan
masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan maslah penelitian yang
bersifat menayakan hubungan antara dua variabel atau lebih terdapat tiga bentuk
hubungan:
1. Hubungan
Simetris
Hubungan
simestris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan
munculan bersamaan.
Contoh
rumusan masalah asosiatif
1)
adakah
hubungan jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah
( variabel pertama penjual es dan variabel kedua kejahatan ) hal ini bukan dikarenakan bukan
karena es yang terjual , mungkin logikanya seperti ini : pada saat es banyak
terjual itu pada musim liburan sekolah pada saat murid-murid pergi wisata, maka
disaat piknik liburan sekolah disetu bnyak kejahatan
2)
adakah
hubungan rumah yang dekat rel dengan jumlah anak ?
3)
adakah
hubungan jumlah payung yang terjual dengan jumlah anak ?
2.
Hubungan
kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat jadi disini ada variabel independen dan
dependen. Contoh: adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi anak (
pendidikan orang tua variabel independen prestasi belajar variabel dependen ).
seberapa
besar penngaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan memperoleh pekerjaan
( kepemimpinan variabel independen kecepatan memperoleh pekerjaan variabel
dependen ).
E.
Prinsip-Prinsip
Perumusan Masalah
1)
Prinsip
Yang Berkaitan Dengan Teori Dari Dasar
Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah
dalam penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan teori dari-dasar sebagai
acuan utama. Dengan hal itu berarti bahwa masalah sebenarnya terletak dan
berada di tengah-tengah kenyataan, atau faktam atau fenomena.
2)
Prinsip
Yang Berkaitan Dengan Maksud Perumusan Masalah
Pada dasarnya inti hakikat penelitian kualitatif terletak pada
upaya penemuadan penyusunan teori baru.
3)
Prinsip
Hubungan Faktor
Fakus atau masalah merupakan rumusan yang terdiri atas dua atau
lebih faktor yang menghasilkan kebingungan. Faktor-faktor itu dapat berupa
konsep, peristiwa, pengalaman, atau fenomena. Definisi tersebut mengarah pada
tiga aturan tertentu yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti pada waktu
merumuskan masalah, yaitu :
a.
Adanya
dua atau lebih faktor
b.
Faktor-faktor
itu dihubungkan dalam suatu hubungan yang logis atau bermakna, dan
c.
Hasil
pekerjaan menghubungkan tadi berupa suatu keadaan yang membingungkan, suatu
keadaan berupa tanda tanya, yang memerlukan pemecahan atau untuk menjawab.
4)
Fokus
Sebagai Wahana Untuk Membatasi Studi
Penelitian kualitatif bersifat terbuka, artinya tidak mengharuskan
peneliti menganut suatu orientasi teori tertentu. Dalam penelitian kualiatatif,
pilihan subjektif peneliti dihormati dan dihargai. Pilihan itu bisa didasarkan
pada paradigma ilmiah atau alamiah.
5)
Prinsip
Yang Berkaitan Dengan Kriteria Inklusi-Ekslusi
Perumusan masalah yang baik adalah yang dilakukan sebelum terjun
kelapangan dan yang mungkin disempurnakan pada awal ia terjun kelapangan akan
membatasi peneliti guna memilih data mana yang relevan dan mana pula yang
tidak.
6)
Prinsip
Berkaitan Dengan Bentuk dan Cara Perumusan Masalah
Ada tiga bentuk perumusan masalah, yaitu :
a.
Secara
diskusi, yakni yang disajikan secara diskriptif tanpa pertanyaan-pertanyaan
peneliti.
b.
Secara
proporsisional, yakni secara langsung menghubungkan faktor-faktor dalam
hubungan logis dan bermakna; dalam hal ini ada yang disajikan dalam bentuk
uraian atau deskriptif dan ada pula yang langsung dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan peneliti.
c.
Secara
gabungan, yakni terlebih dahulu disajikan dalam bentuk diskusi, kemudian
ditegaskan lagi dalam bentuk proposisioanal.
7)
Prinsip
Sehubungan Dengan Posisi Perumusan Masalah
Yang dimaksud dengan posisi di sini tidak lain adalah kedudukan
unsur rumusan maslah di antara unsur-unsur penelitian lainnya. Unsur-unsur
penelitian lainnya yang erat kaitannya dengan perumusan masalah adalah “latar
belakang masalah”, “tujuan’, dan “metode penelitian”.
8)
Prinsip
Yang Berkaitan Dengan Hasil Kajian Kepustakaan
Pada dasarnya perumusan masalah itu tidak dapat dipisahkan dari
hasil kajian kepustakaan yang berkaitan.
F.
Fungsi
dan Tujuan Rumusan Masalah
1.
Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian
menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan
penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
2.
Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari
suatu penelitian.
3.
Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu
dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan
harus disisihkan oleh peneliti.
4.
Dengan
adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat
dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel
penelitian.
5.
Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang.
6.
Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal
yang baru.
7.
Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian
sebelumnya atau dasar untuk penelitian selanjutnya.
8.
Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Rumusan Masalah Adalah suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena,
baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya
sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang
lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
2.
Petunjuk-petunjuk
menulis rumusan masalah dalam penelitian kualitatif:
·
Ajukanlah
satu atau dua pertanyaan utama (rumusan masalah) yang diikuti oleh lima hingga
tujuh subpertanyaan.
·
Kaitkanlah
pertanyaan utama (rumusan masalah) dengan strategi penelitian kualitatif tertentu.
·
Awalilah
rumusan masalah penelitian dengan dengan kata-kata “apa” atau “bagaimana” untuk
menunjukkan keterbukaan penelitian.
·
Fokuslah
pada satu fenomena atau konsep utama.
·
Gunakanlah
verba-verba eksploratif sesuai dengan jenis strategi kualitatif yang anda
terapkan.
·
Gunakanlah verba-verba eksploratoris
berupa kata-kata tidak langsung.
·
Gunakanlah rumusan masalah yang open-ended,
tanpa perlu merujuk pada literatur atau teori tertentu.
3.
Dalam
penelitian diperlukan sebuah masalah yang baik. Terdapat beberapa ciri masalah
yang baik, yaitu: Mempunyai Nilai Penelitian, Masalah harus mempunyai
keaslian, Masalah harus menyatakan suatu hubungan, Masalah harus merupakan hal
yang penting, Masalah harus dapat diuji, Masalah harus dapat dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan, Sesuai Dengan Kualifikasi Peneliti
4. Bentuk rumusan
masalah dalam penelitian dapat di kelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif
, komparatif, asosiatif.
5.
Prinsip-Prinsip
Perumusan Masalah yaitu Prinsip Yang Berkaitan Dengan Teori Dari Dasar, Prinsip
Yang Berkaitan Dengan Maksud Perumusan Masalah, Prinsip Hubungan Faktor, Fokus
Sebagai Wahana Untuk Membatasi Studi, Prinsip Yang Berkaitan Dengan Kriteria
Inklusi-Ekslusi, Prinsip Berkaitan Dengan Bentuk dan Cara Perumusan Masalah, Prinsip
Sehubungan Dengan Posisi Perumusan Masalah, Prinsip Yang Berkaitan Dengan Hasil
Kajian Kepustakaan..
6.
Fungsi
dan Tujuan Rumusan Masalah adalah
·
Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian
menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan
penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
·
Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari
suatu penelitian.
·
Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu
dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan
harus disisihkan oleh peneliti.
·
Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang.
·
Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal
yang baru.
·
Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian
sebelumnya atau dasar untuk penelitian selanjutnya.
·
Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W. 2010. Research Desigh.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Moleong J.
Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Syaodih, Nana. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar