Sabtu, 14 Mei 2016

Makalah Metodologi Penelitian Kualitatif _ Rumusan Masalah

Rumusan Masalah

Makalah

Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif

Yang dibimbing oleh Dr. M. Khusna Amal, S.Ag., M.Si


Oleh:

Jujun                                        084142050
Divena Refi S                         084142058
Lailatul Qomariyah                 084142062
Febri Arisandi                         084142056


PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
Mei, 2016



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
            Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca khususnya.
            Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusun makalah ini terutama kepada Bapak Dr. M. Khusna Amal, S.Ag., M.Si  selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif yang telah memberikan arahan serta bimbingannya dalam terselesaikannya makalah ini.
            Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan.Maka dari itu penulis mengharap kritik serta saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum wr.wb


Jember, 30 April 2016


Penyusun




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C.     Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II 
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Rumusan Masalah.................................................................................. 3
B.     Petunjuk Menulis Perumusan Masalah.................................................................... 3
C.     Ciri-ciri Perumusan Masalah.................................................................................... 4
D.    Bentuk-bentuk Perumusan Masalah........................................................................ 6
E.     Prinsip-prinsip Perumusan Masalah......................................................................... 8
F.      Fungsi dan Tujuan Rumusan Masalah..................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap melakukan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang akan dipecahkan. Perumusan masalah ini bukanlah pekerjaan yang mudah, termasuk bagi peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada di lingkungan sekeliling kita.
Titik tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah, penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya akan berpangkal pada rumusan masalah tersebut.
Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna untuk mengatasi kebingungan kita akan suatu hal, untuk memisahkan kemenduaan, untuk mengatasi rintangan atau untuk menutup celah antara kegiatan atau fenomena. Karenanya peneliti harus memilih suatu masalah bagi penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap maslaah tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah.
Karena pentingnya perumusan masalah dalam sebuah penelitian maka saya membuat makalah dengan bahasan perumusan masalah penelitian (research question).

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi dari Rumusan Masalah ?
2.      Bagaimana Petunjuk menulis Perumusan Masalah ?
3.      Apa saja Ciri-ciri Perumusan Masalah ?
4.      Bagaimana Bentuk-bentuk Perumusan Masalah ?
5.      Apa saja Prinsip Perumusan Masalah  ?
6.      Apa saja fungsi dan tujuan Perumusan Masalah?

C.    Tujuan
1.      Untuk Mengetahui definisi dari Rumusan Masalah.
2.      Untuk Mengetahui Petunjuk Menulis Perumusan Masalah
3.      Untuk Mengetahui Ciri-ciri Perumusan Masalah 
4.      Untuk Mengetahui Bentuk-bentuk Perumusan Masalah
5.      Untuk Mengetahui Prinsip Perumusan Masalah 
6.      Untuk Mengetahui Fungsi dan Tujuan Perumusan Masalah




BAB II
PEMBAHASAN


A.    Definisi Rumusan Masalah
Rumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan masalah, diantaranya:
·         Menurut Pariata Westra (1981:263) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
·         Menurut Sutrisno Hadi (1973:3) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”.

Rumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.

B.     Petunjuk-petunjuk menulis rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
·         Ajukanlah satu atau dua pertanyaan utama (rumusan masalah) yang diikuti oleh lima hingga tujuh subpertanyaan. Subpertanyaan-pertanyaan ini harus sesuai dengan rumusan masalah dan mempersempit fokus penelitian, tetap  membuka diri akan kemungkinan-kemungkinan lain.
·         Kaitkanlah pertanyaan utama (rumusan masalah) dengan strategi penelitian kualitatif tertentu. Misalnya, spesifikasi rumusan masalah dalam penelitian etnografi berbeda dengan rumusan masalah dalam strategi-strategi penelitian kualitatif yang lain.
·         Awalilah rumusan masalah penelitian dengan dengan kata-kata “apa” atau “bagaimana” untuk menunjukkan keterbukaan penelitian. Kata bagaimana sering kali menyiratkan bahwa penelitian berusaha menjelaskan mengapa sesuatu muncul.
·         Fokuslah pada satu fenomena atau konsep utama. Suatu penelitian memang bisa berkembang dari waktu ke waktu; ada kemungkinan banyak faktor lain yang muncul dan mempengaruhi fenomena tersebut.
·         Gunakanlah verba-verba eksploratif sesuai dengan jenis strategi kualitatif yang anda terapkan. Verba-verba ini seyogiyanya mengajak pembaca untuk memahami bahwa penelitian tersebut adalah menemukan (greounded theory), memahami (etnografi), mengeksplorasi suatu proses (studi kasus), mendeskripsikan pengalaman-pengalaman (fenomenologi), menyajikan cerita-cerita (naratif).
·         Gunakanlah verba-verba eksploratoris berupa kata-kata tidak langsung.
·         Gunakanlah rumusan masalah yang open-ended, tanpa perlu merujuk pada literatur atau teori tertentu.

C.     Ciri-ciri Rumusan Masalah
Dalam penelitian diperlukan sebuah masalah yang baik. Terdapat beberapa ciri masalah yang baik, yaitu:
1.      Mempunyai Nilai Penelitian
Dalam sebuah penelitian, masalah yang sedang diteliti hendaknya mempunyai nilai penelitian. Dikatakan mempunyai nilai penelitian apabila masalah yang akan diteliti pada akhir penelitian dapat memberikan manfaat dalam sebuah bidang ilmu tertentu atau dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Dalam memilih masalah yang baik peneliti harus memperhatikan beberapa hal berikut:
2.      Masalah harus mempunyai keaslian
Sebuah masalah yang akan diteliti hendaknya adalah masalah yang up to date. Maksudnya adalah masalah yang diteliti belum pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti lain. Masalah juga harus mempunyai nilai ilmiah atau  aplikasi ilmiah, sehingga penelitian akan semakin berkualitas. Selain itu, masalah yang diteliti boleh jadi adalah masalah-masalah yang terlewatkan dari perhatian masyarakat selama ini atau bisa juga masalah yang akan memunculkan sebuah teori baru.
3.      Masalah harus menyatakan suatu hubungan
            Masalah yang baik adalah masalah yang menyatakan sebuah hubungan antara variabel-variabel tertentu yang saling berkaitan. Hal ini perlu diperhatikan agar penelitian yang dilakukan lebih bermakna. Biasanya variabel-variabel yang dipakai untuk mewakili unsur-unsur yang ada dalam penelitian dilambangkan dengan huruf X, Y, dan Z.
4.      Masalah harus merupakan hal yang penting
            Masalah yang diteliti haruslah merupakan hal yang penting dan bukan masalah yang sepele untuk diteliti. Karena diharapkan hasil akhir dari penelitian adalah sebuah fakta dan kesimpulan yang dapat bermanfaat di sebuah bidang tertentu dan dapat diterbitkan di jurnal ilmu pengetahuan. Tidak hanya itu, hasil penelitian juga dapat menjadi bahan referensi dalam menyusun buku-buku teks.
5.      Masalah harus dapat diuji
Seorang peneliti harus pandai dalam memilih masalah yang akan diteliti. Masalah yang akan diteliti hendaknya adalah  masalah yang dapat diuji. Sebaiknya masalah yang dipilih adalah masalah yang dapat memberikan implikasi untuk dilakukan uji empirisnya. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat dilihat secara jelas hubungan antar variabel yang saling berkaitan dalam masalah yang sedang diteliti dan dapat tentu saja dapat diukur.
6.      Masalah harus dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
Masalah yang menarik adalah masalah yang dapat menimbulkan pertanyaan. Tapi peneliti juga harus dapat menggambarkan masalah yang sedang diteliti dengan jelas, sehingga tidak membingungkan orang yang membacanya dan dapat dilakukan uji untuk menyatakan jawaban dan kebenarannya.
7.      Mempunyai fisibilitas
Masalah yang baik adalah masalah yang mempunyai fisibilitas, yaitu masalah tersebut harus mempunyai nilai pemecahan dan dapat dipecahkan.
8.      Sesuai Dengan Kualifikasi Peneliti
Masalah yang akan diteliti hendaknya adalah masalah yang nantinya akan dapat dipecahkan oleh peneliti. Mengapa demikian, karena agar penelitian yang telah dilakukan tidak terhenti di tengah proses pengerjaan karena ketidakmampuan seorang peneliti untuk memecahkan masalah yang sedang diteliti sehingga akan sia-sia.

D.  Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian
Seperti telah dikemukakan bahwa rumusan masalah itu merupakan suatu petanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Bentuk masalah dapat di kelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif , komparatif, asosiatif.
a)      Rumusan masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable atau lebih, jadi dalam penelitian ini, penelitian tidak membuat perbandingan variable itu pada sample yang lain, dan mencari hubugan variable dengan variable yang lain.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
1)      Seberapa baik kinerja departemen sosial?
2)      Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum?
3)      Seberapa tinggi efektifitas kebijakan manajemen berbasis sekolah di Indonesia?
4)      Seberapa tinggi minat baca dan belajar rata-rata perhari murid sekolah di Indonesia?
b)      Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang membandingkan keberadaan suatu variable atau lebih pada dua atau lebih sample yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif:
1)      Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta ? ( variable penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan swasta )
2)      Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? ( satu variable dua sampel )
3)      Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta, dan Pedagang ? ( dua variable tiga sampel )
4)      Adakah perbedaan kompetensi professional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan SLTA ? ( satu variable untuk dua kelompok, pada tiga sampel ).

c)      Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan maslah penelitian yang bersifat menayakan hubungan antara dua variabel atau lebih terdapat tiga bentuk hubungan:
1.      Hubungan Simetris
Hubungan simestris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculan bersamaan.
Contoh rumusan masalah asosiatif
1)      adakah hubungan jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah ( variabel pertama penjual es dan variabel kedua  kejahatan ) hal ini bukan dikarenakan bukan karena es yang terjual , mungkin logikanya seperti ini : pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah pada saat murid-murid pergi wisata, maka disaat piknik liburan sekolah disetu bnyak kejahatan
2)      adakah hubungan rumah yang dekat rel dengan jumlah anak ?
3)      adakah hubungan jumlah payung yang terjual dengan jumlah anak ?
2.      Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat  jadi disini ada variabel independen dan dependen. Contoh: adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi anak ( pendidikan orang tua variabel independen prestasi belajar variabel dependen ).
seberapa besar penngaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan memperoleh pekerjaan ( kepemimpinan variabel independen kecepatan memperoleh pekerjaan variabel dependen ).

E.     Prinsip-Prinsip Perumusan Masalah
1)      Prinsip Yang Berkaitan Dengan Teori Dari Dasar
Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah dalam penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan teori dari-dasar sebagai acuan utama. Dengan hal itu berarti bahwa masalah sebenarnya terletak dan berada di tengah-tengah kenyataan, atau faktam atau fenomena.
2)      Prinsip Yang Berkaitan Dengan Maksud Perumusan Masalah
Pada dasarnya inti hakikat penelitian kualitatif terletak pada upaya penemuadan penyusunan teori baru.
3)      Prinsip Hubungan Faktor
Fakus atau masalah merupakan rumusan yang terdiri atas dua atau lebih faktor yang menghasilkan kebingungan. Faktor-faktor itu dapat berupa konsep, peristiwa, pengalaman, atau fenomena. Definisi tersebut mengarah pada tiga aturan tertentu yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti pada waktu merumuskan masalah, yaitu :
a.       Adanya dua atau lebih faktor
b.      Faktor-faktor itu dihubungkan dalam suatu hubungan yang logis atau bermakna, dan
c.       Hasil pekerjaan menghubungkan tadi berupa suatu keadaan yang membingungkan, suatu keadaan berupa tanda tanya, yang memerlukan pemecahan atau untuk menjawab.
4)      Fokus Sebagai Wahana Untuk Membatasi Studi
Penelitian kualitatif bersifat terbuka, artinya tidak mengharuskan peneliti menganut suatu orientasi teori tertentu. Dalam penelitian kualiatatif, pilihan subjektif peneliti dihormati dan dihargai. Pilihan itu bisa didasarkan pada paradigma ilmiah atau alamiah.
5)      Prinsip Yang Berkaitan Dengan Kriteria Inklusi-Ekslusi
Perumusan masalah yang baik adalah yang dilakukan sebelum terjun kelapangan dan yang mungkin disempurnakan pada awal ia terjun kelapangan akan membatasi peneliti guna memilih data mana yang relevan dan mana pula yang tidak.
6)      Prinsip Berkaitan Dengan Bentuk dan Cara Perumusan Masalah
Ada tiga bentuk perumusan masalah, yaitu :
a.       Secara diskusi, yakni yang disajikan secara diskriptif tanpa pertanyaan-pertanyaan peneliti.
b.      Secara proporsisional, yakni secara langsung menghubungkan faktor-faktor dalam hubungan logis dan bermakna; dalam hal ini ada yang disajikan dalam bentuk uraian atau deskriptif dan ada pula yang langsung dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan peneliti.
c.       Secara gabungan, yakni terlebih dahulu disajikan dalam bentuk diskusi, kemudian ditegaskan lagi dalam bentuk proposisioanal.
7)      Prinsip Sehubungan Dengan Posisi Perumusan Masalah
Yang dimaksud dengan posisi di sini tidak lain adalah kedudukan unsur rumusan maslah di antara unsur-unsur penelitian lainnya. Unsur-unsur penelitian lainnya yang erat kaitannya dengan perumusan masalah adalah “latar belakang masalah”, “tujuan’, dan “metode penelitian”.
8)      Prinsip Yang Berkaitan Dengan Hasil Kajian Kepustakaan
Pada dasarnya perumusan masalah itu tidak dapat dipisahkan dari hasil kajian kepustakaan yang berkaitan. 

F.      Fungsi dan Tujuan Rumusan Masalah
1.      Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
2.      Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian.
3.      Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti.
4.      Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
5.      Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang.
6.      Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru.
7.      Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya atau dasar untuk penelitian selanjutnya.
8.      Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Rumusan Masalah Adalah suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
2.      Petunjuk-petunjuk menulis rumusan masalah dalam penelitian kualitatif:
·         Ajukanlah satu atau dua pertanyaan utama (rumusan masalah) yang diikuti oleh lima hingga tujuh subpertanyaan.
·         Kaitkanlah pertanyaan utama (rumusan masalah) dengan strategi penelitian kualitatif tertentu.
·         Awalilah rumusan masalah penelitian dengan dengan kata-kata “apa” atau “bagaimana” untuk menunjukkan keterbukaan penelitian.
·         Fokuslah pada satu fenomena atau konsep utama.
·         Gunakanlah verba-verba eksploratif sesuai dengan jenis strategi kualitatif yang anda terapkan.
·         Gunakanlah verba-verba eksploratoris berupa kata-kata tidak langsung.
·         Gunakanlah rumusan masalah yang open-ended, tanpa perlu merujuk pada literatur atau teori tertentu.
3.      Dalam penelitian diperlukan sebuah masalah yang baik. Terdapat beberapa ciri masalah yang baik, yaitu: Mempunyai Nilai Penelitian, Masalah harus mempunyai keaslian, Masalah harus menyatakan suatu hubungan, Masalah harus merupakan hal yang penting, Masalah harus dapat diuji, Masalah harus dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, Sesuai Dengan Kualifikasi Peneliti
4.      Bentuk rumusan masalah dalam penelitian dapat di kelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif , komparatif, asosiatif.
5.      Prinsip-Prinsip Perumusan Masalah yaitu Prinsip Yang Berkaitan Dengan Teori Dari Dasar, Prinsip Yang Berkaitan Dengan Maksud Perumusan Masalah, Prinsip Hubungan Faktor, Fokus Sebagai Wahana Untuk Membatasi Studi, Prinsip Yang Berkaitan Dengan Kriteria Inklusi-Ekslusi, Prinsip Berkaitan Dengan Bentuk dan Cara Perumusan Masalah, Prinsip Sehubungan Dengan Posisi Perumusan Masalah, Prinsip Yang Berkaitan Dengan Hasil Kajian Kepustakaan.. 

6.      Fungsi dan Tujuan Rumusan Masalah adalah
·         Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
·         Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian.
·         Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti.
·         Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang.
·         Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru.
·         Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya atau dasar untuk penelitian selanjutnya.
·         Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.








DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W. 2010. Research Desigh. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Moleong J. Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.
Syaodih, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja   Rosdakarya.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar