Senin, 03 Oktober 2016

Makalah Pengembangan Kurikulum_Konsep Kurikulum

KONSEP KURIKULUM

MAKALAH

Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum BA
Yang dibimbing oleh Nuruddin. M,Pd.I



Oleh:
Imam Abu Yazid                    084142053
Rokhmawati                            084142048
Lailatul Qomariyah                 084142062

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
September , 2016




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
            Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca khususnya.
            Terima kasih penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusun makalah ini terutama kepada Bapak Nuruddin. M,Pd.I selaku dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum BA yang telah memberikan arahan serta bimbingannya dalam terselesaikannya makalah ini.
            Penyusun sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan.Maka dari itu penyusun mengharap kritik serta saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Jember,  September 2016


Penyusun





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C.     Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar kurikulum.........................................................................................
1.      Pengertian Kurikulum........................................................................................
B.     Ruang Lingkup Kurikulum......................................................................................
1.      Fungsi kurikulum...............................................................................................
2.      Komponen Kurikulum.......................................................................................
3.      Pengembangan Kurikulum................................................................................
4.      Landasan-landasan Pengembangan Kurikulum.................................................
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar balakang masalah
Pengembangan kurikulum merupakan sesuatu hal yang dapat terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Pesatnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan tecnologi serta perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum pada setiap jenjang pendidikan. Munculnya peraturan perundang-undangan yang baru telah membawa implikasi terhadap paradigma baru dalam proses pengembangan kurikulum. Kondisi masa sekarang dan kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan datang memerlukan kesiapan dan generasi muda dan peserta didik yang memilih kompetensi multidimensional. Mengacu pada hal-hal tersebut, pengembangan kurikulum harus mampu mengantisipasi segala persoalan yang dihadapi masa sekarang dan masa yang akan datang. Oleh karena itu kami penyusun membuat materi ini agar supaya kita sebagai calon pendidik mengetahui konsep dan ruang lingkup kurikulum pendidikan dengan baik dan benar. [1]  
B.     Rumusan masalah
1.      Apa konsep dasar kurikulum ?
2.      Apa saja ruang lingkup kurikulum ?
C.    Tujuan penulisan
1.      Menjelaskan  pengertian konsep dasar kurikulum  
2.      Menjelaskan apa saja ruang lingkup kurikulum



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Konsep dasar kurikulum
1.    Pengertian  
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pmbelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum harus jelas dengan falsafah dan dasara Negara, yaitu pancasila dan UUD 1945 yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa, tujuan dan pola kehidupan suatu Negara banyak ditentukan oleh system kurikulum yang digunakannya, mulai dari kurikulum taman kanak-kanak sampai dengan kurikulum perguruan tinggi. Jika terjadi perubahan system ketatanegaraan, maka dapat berakibat pada perubahan system pemerintahan dan system pendidikan, bahkan system kurikulum yang berlaku.[2]
Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat  peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu.[3]
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah ) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kagiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, dengan program kurikuler tersebut sekolah atau lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa untuk berkembang. Itu sebabnya,  kurikulum disusun sedemikian rupa yang memungkinkan siswa melakukan beranekaragam kegiatan belajar. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan sekolah, perpustakaan, karyawan tata usaha, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain.
Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, kultur, system nilai, serta kebutuhan masyararakat, oleh sebab itu, para pengembang kurikulum termasuk guru harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang hal tersebut. Kurikulum harus selalu dimonitoring dan dievaluasi untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik karena kurikulum itu bersifat hipotesis maksudnya, baik tidaknya kurikulum akan dapat diketahui setelah dilaksanakan dilapangan. Perbaikan kurikulum diperlukan agar tidak lapuk ketinggalan zaman.[4]

B.       Ruang lingkup kurikulum
1.    Fungsi Kurikulum
Alexander Inglis, dalam bukunya Principle of Secondary Education (1918), mengatakan bahwa kurikulum berfungsi sebagai fungsi penyesuaian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.
a.    Fungsi penyesuaian (The Adjustive of Adaptive Function)
Individu hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya secara menyeluruh. Karena lingkungan sendiri senantiasa berubah dan bersifat dinamis, maka masing-masing individu pun harus memiliki kemampuan menyesuaikan diri secara dinamis pula. Dibalik itu, lingkungan pun harus sesuaikan dengan kondisi perorangan. Di sinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan, sehingga individu bersifat well-adjusted atau menyesuaikan diri
b.    Fungsi Diferensiasi (The differentiating function)
Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan di antara setiap orang dalam masyarakat. Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang berfikir kritis dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat. Akan tetapi, adanya diferensiasi tidak berarti mengabaikan solidaritas sosial dan integrasi, karena diferensiasi juga dapat menghindarkan terjadinya stagnasi social (kerusakan social).
c.    Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)
Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, misalnya melanjutkan studi ke sekolah yang lebih tinggi atau persiapan belajar di dalam masyarakat. Persiapan kemampuan belajar lebih lanjut lanjut ini sangat diperlukan, mengingat sekolah tidak mungkuin memberikan semua yang diperlukan siswa atau apapun yang menarik perhatian mereka.
d.   Fungsi Pemilihan (The Selective Function)
Perbedaan (diferensiasi) dan pemilihan (seleksi) adalah dua hal yang saling berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya. Kedua hal tersebut merupakan kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem demokratis. Untuk mengembangkan berbagai kemampuan tersebut, maka kurikulum perlu disusun secara luas dan bersifat fleksibel.
e.     Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)
Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan siswa untuk mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika siswa menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya melalui proses eksplorasi. Selanjutnya siswa sendiri yang memperbaiki  kelemahan tersebut dan mengembangkan sendiri kekuatan yang ada. Fungsi ini merupakan fungsi diasnostik kurikulum dan akan membimbing siswa untuk dapat berkembang secara optimal.

2.     Komponen Kurikulum
Komponen-komponen kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi. Keempat komponen tersebut berkaitan erat satu sama lain.
Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal, pertama, kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua, kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.
a.      Tujuan
 Pertama, perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah Negara.Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah 1975/1976 dikenal kategori tujuan sebagai berikut: Tujuan pendidikan nasional yaitu, tujuan jangka panjang, tujuan ideal pendidikan bangsa Indonesia. Tujuan institusional yaitu, sasaran pendidikan suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler  yaitu, tujuan yang dicapai oleh suatu program studi. Tujuan instruksional yang merupakan target yang harus dicapai  suatu mata pelajaran.
b.      Bahan Ajar
Siswa belajar dalam bentuk interaksi dengan lingkungannya dan lingkungan orang-orang. Tugas utama seorang guru adalah menciptakan lingkungan tersebut, untuk mendorong siswa melakukan interaksi yang produktif dan memberikan pengalaman belajar yang dibutuhkan. Kegiatan dan lingkungan demikian dirancang dalam suatu rencana mengajar, yang mencakup komponen-komponen tujuan khusus, strategi mengajar, media dan sumber belajar serta evaluasi hasil mengajar.
c.         Strategi Mengajar
Dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik perlu memahami suatu strategi. Strategi menunjuk pada sesuatu pendekatan, metode, dan peralatan mengajar yang diperlukan. Strategi pangajaran lebih lanjut bisa dipahami sebagai cara seorang pendidik dalam pengajar.Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat proses belajar mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik khususnya pada proses transfer ilmu yang dapat ditangkap para peserta didik. Akan tetapi penggunaan strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi pendidik.
d.        Media Mengajar
Media mengajar merupakan segala macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar. Perumusan di atas menggambarkan pengertian media yang cukup luas, mencakup berbagai bentuk perangsang belajar. Berbagai bentuk alat penyaji perangsang  belajar berupa alat-alat elektronika seperti mesin pengajaran, film, audio cassette, video cassette, televisi dan komputer.
e.         Evaluasi Pengajaran
Komponen utama selanjutnya setelah rumusan tujuan, bahan ajar, strategi mengajar, dan media mengajar adalah evaluasi dan penyempurnaan. Evaluasi di tujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan.
f.          Penyempurnaan Pengajaran
Hasil-hasil evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pelaksanaan mengajar secara keseluruhan, merupakan umpan balik bagi penyempurnaan-penyempurnaan lebih lanjut. Sesuai komponen-komponen yang dievaluasi, pada dasarnya semua komponen mengajar mempunyai kemungkinan untuk disempurnakan. Suatu komponen mendapatkan prioritas lebih dulu atau mendapatkan penyempurnaan lebih banyak, dilihat dari peranannya dan tingkat kelemahannya.

3.     Pengembangan Kurikulum
Pada dasarnya pengembangan kurikulum adalah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik.
Pihak universitas dapat mengembangkan komponen pokok yang berupa: jenis-jenis mata kuliah dan pengelompokannya, alokasi waktu untuk setiap progam, susunan mata kuliah, termasuk di dalamnya mata kuliah wajib lulus dan wajib tempuh, jumlah mata kuliah per semester dan jumlah SKS per semester.Terdapat empat unsur yang perlu diperhatikan dalam pengembangan yaitu:
a.    Merencanakan, merancang, dan memprogramkan bahan ajar dan pengalaman belajar.
b.    Karakteristik peserta didik
c.    Tujuan yang akan dicapai
d.   Kriteria-kriteria untuk mencapai tujuan
Karakteristik peserta didik sekarang sangat dipengaruhi oleh perkembangan IPTEKS, pengaruh globalisasi dan sebagainya. Berbagai criteria yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum adalah pengembangan tidak bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945, nilai-nilai hidup, tujuan pendidikan nasional GBHN, peraturan pemerintah no.26,27,28,29, dan 30 tahun 1990, undang-undang pendidikan tahun 2003, dan juga hendaknya memperhatikan perkembangan IPTEKS dan karakteristik peserta didiknya.
Kurikulum dikembangkan oleh orang-orang yang terkait dengan masalah kurikulum yaitu pihak produsen, pihak konsumen, pihak ahli yang relevan, pihak guru. Yang sering terjadi adalah pengembangan kurikulum pada komponen pokok misalnya:
1.    Struktur program
Hampir setiap perubahan kurikulum, struktur program selalu ikut berubah baik hilangnya maupun lahirnya mata pelajaran baru, alokasi waktu untuk setiap program maupun untuk setiap mata pelajaran.
2.    Pada silabus
Untuk menyesuaikan perkembangan zaman, maka sumber bahan, sistem penyesuaian, dan media yang dipakai selalu menyesuaikan.

4.    Landasan-landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting. Landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Keempat jenis landasan pengembangan kurikulum tersebut akan diuraikan dibawah ini.
a.    Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
Landasan filosofis yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimpliksi pada perumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidik.
b.    Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum
Landasan psikologis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi tersebut meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta didik, serta bagaimana peserta didik belajar. Atas dasar hal tersebut terdapat dua cabang psikologi yang sangat penting diperhatikan dalam pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
Psikologi perkembangan mempelajari proses dan karakteristik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan. Pemahaman tentang peserta didik sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Melalui kajian tentang perkembangan peserta didik, diharapkan upaya pendidikan yang dilakukan sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik penyesuaian dari segi kemampuan yang harus dicapai, materi atau bahan yang harus disampaikan, proses penyampaian atau pembelajarannya, dan penyesuaian dari segi evaluasi pembelajaran.
Sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori psikologi kognitif, behavioristik, dan humanistik.
a)         Teori Psikologi Kognitif
Istilah cognitive berasal dari bahasa Latin “cognoscre” yang berarti mengetahui (to know). Aspek ini dalam teori belajar cognitive field berkenaan dengan bagaimana individu memahami dirinya dan lingkungannya. Teori belajar kognitif memandang manusia sebagai pelajar yang aktif yang memprakarsai pengalaman, mencari dan mengolah informasi untuk memecahkan masalah, mengorganisasi apa-apa yang telah mereka ketahui untuk mencapai suatu pemahaman baru.
b)        Teori Psikologi Behavioristik
Teori belajar behavioristik disebut juga Stimulus-respons Theory (S-R). Kelompok ini mencakup tiga teori, yitu S-R Bond, Conditioning, dan Reinforcement. Teori S-R Bond (stimulus respons) bersumber dari psikologi koneksionisme atau teori asosiasi. Belajar terdiri atas rentetan hubungan stimulus-respons. Belajar adalah upaya membentuk hubungan stimulus respons sebanyak-banyaknya. Menurut hukum kesiapan (law of readiness), hubungan antara stimulus respons akan terbentuk atau mudah terbentuk apabila ada kesiapan pada sistem saraf individu. Selanjutnya, hukum latihan (law of exercise) atau pengulangan, hubungan antara stimulus dan respons akan terbentuk apabila sering dilatih atau diulang-ulang. Menurut hukum akibat (law of efect), hubungan stimulus-respons akan terjadi apabila ada akibat yang menyenangkan.
Teori ketiga adalah reinforcement. Reinforcement merupakan perkembangan lanjutan dari teori S-R Bond dan conditoning. Kalau pada teori conditioning, kondisi diberikan pada stimulus, maka pada teori reinforcement kondisi diberikan pada respons. Karena anak belajar sungguh-sungguh  (stimulus) selain ia menguasai apa yang diberikan (respons) maka guru memberi angka tinggi, pujian mungkin juga hadiah. Angka tinggi, pujian dan hadiah merupakan reinforcement, supaya pada kegiatan belajarnya akan lebih giat dan sungguh-sungguh
c)         Teori Psikologi Humanistik
Teori ini berpandangan bahwa perilaku manusia itu ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh faktor internal, dan bukan oleh faktor eksternal. Manusia yang mencapai puncak perkembangannya adalah yang mampu mengaktualisasikan dirinya, mampu mengembangkan potensi dirinya dan merasa dirinya itu utuh, bermakna, dan berfungsi.
Berbeda dengan teori  belajar behavioristik, teori humanistik menolak proses mekanis dalam belajar, karena belajar adalah suatu proses mengembangkan pribadi secara utuh. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak ditentukan oleh guru atau faktor-faktor eksternal lainnya, akan tetapi oleh siswa itu sendiri. Belajar melibatkan faktor intelektual dan emosional.
c.    Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum
Landasan sosiologis merupakan asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa pengembangan kurikulum harus mengacu pada landasan sosiologis? Anak-anak berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik informal, formal, maupun non formal dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan. Penerapan teori, prinsip, hukum, dan konsep-konsep yang terdapat dalam semua ilmu pengetahuan yang ada dalam kurikulum, harus disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat diperlukan kurikulum yang landasan pengembangannya memperhatikan faktor perkembangan masyarakat. Pendidikan di sekolah pada dasarnya bertujuan mendidik anggota masyarakat agar dapat hidup berintegrasi, berinteraksi dan beradaptasi dengan anggota masyarakat lainnya serta meningkatkan kualitas hidupnya sebagai makhluk berbudaya. Hal ini membawa implikasi bahwa kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan harus bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan, dam kecakapan.
d.   Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara sistematis yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan. Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia, dewasa ini banyak dihasilkan temuan-temuan baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, dan kehidupan lainnya. Baik secara langsung maupun tidak langsung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut berpengaruh pula terhadap pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pengembangan isi atau materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memilki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.

   



  


BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum harus jelas dengan falsafah dan dasara Negara, yaitu pancasila dan UUD 1945 yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa, tujuan dan pola kehidupan suatu Negara banyak ditentukan oleh system kurikulum yang digunakannya, mulai dari kurikulum taman kanak-kanak sampai dengan kurikulum perguruan tinggi.
Ruang lingkup kurikulum meliputi fungsi kurikulum, komponen kurikulum, pengembangan kurikulum, dan landasan-landasan pengembangan kurikulum.
Ø  Fungsi kurikulum yaitu:
1.      Fungsi penyesuaian
2.      Fungsi diferensiasi
3.      Fungsi persiapan
4.      Fungsi pemilihan
5.      Fungsi diagnostik
Ø  Komponen-komponen kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi.
Ø  Terdapat empat unsur yang perlu diperhatikan dalam pengembangan yaitu:
1.      Merencanakan, merancang, dan memprogramkan bahan ajar dan pengalaman belajar.
2.      Karakteristik peserta didik
3.      Tujuan yang akan dicapai
4.      Kriteria-kriteria untuk mencapai tujuan
Ø  Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).






 DAFTAR PUSTAKA

Nasution. 2012. Kurikulum dan pengajaran.Jakarta. Bumi Aksara
Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan model pengembangan kurikulum. Bandung. PT Remaja Rosdakarya 
Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen pengembangan kurikulum. Bandung. PT Remaja Rosdakarya   




[1] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 90.


[2] Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 1.
[3] Oemar Hamalik, Manajement Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),  91
[4]Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar