KONSEP KURIKULUM
MAKALAH
Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum BA
Yang dibimbing oleh Nuruddin. M,Pd.I
Oleh:
Imam Abu Yazid 084142053
Rokhmawati 084142048
Lailatul Qomariyah 084142062
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
September , 2016
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan mengucapkan
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahNya sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat bagi penyusun
maupun pembaca khususnya.
Terima kasih
penyusun
ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusun makalah ini terutama
kepada Bapak Nuruddin.
M,Pd.I selaku dosen
mata kuliah Pengembangan Kurikulum
BA yang telah memberikan arahan serta bimbingannya
dalam terselesaikannya makalah ini.
Penyusun
sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan.Maka dari itu penyusun
mengharap kritik serta saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jember, September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.........................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR......................................................................................................
ii
DAFTAR
ISI.....................................................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
1
C. Tujuan......................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar kurikulum.........................................................................................
1.
Pengertian
Kurikulum........................................................................................
B.
Ruang
Lingkup Kurikulum......................................................................................
1.
Fungsi
kurikulum...............................................................................................
2.
Komponen
Kurikulum.......................................................................................
3.
Pengembangan
Kurikulum................................................................................
4. Landasan-landasan Pengembangan Kurikulum.................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
balakang masalah
Pengembangan kurikulum merupakan
sesuatu hal yang dapat terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Pesatnya,
perkembangan ilmu pengetahuan dan tecnologi serta perubahan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa merupakan hal-hal yang harus segera
ditanggapi dan harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum pada setiap
jenjang pendidikan. Munculnya peraturan perundang-undangan yang baru telah
membawa implikasi terhadap paradigma baru dalam proses pengembangan kurikulum.
Kondisi masa sekarang dan kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan
datang memerlukan kesiapan dan generasi muda dan peserta didik yang memilih
kompetensi multidimensional. Mengacu pada hal-hal tersebut, pengembangan
kurikulum harus mampu mengantisipasi segala persoalan yang dihadapi masa
sekarang dan masa yang akan datang. Oleh karena itu kami penyusun membuat
materi ini agar supaya kita sebagai calon pendidik mengetahui konsep dan ruang
lingkup kurikulum pendidikan dengan baik dan benar. [1]
B.
Rumusan masalah
1.
Apa konsep
dasar kurikulum ?
2.
Apa saja ruang lingkup kurikulum ?
C.
Tujuan penulisan
1.
Menjelaskan
pengertian konsep dasar kurikulum
2.
Menjelaskan apa
saja ruang lingkup kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dasar kurikulum
1. Pengertian
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk
mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan
pmbelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum harus jelas
dengan falsafah dan dasara Negara, yaitu pancasila dan UUD 1945 yang
menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa, tujuan dan pola kehidupan suatu
Negara banyak ditentukan oleh system kurikulum yang digunakannya, mulai dari
kurikulum taman kanak-kanak sampai dengan kurikulum perguruan tinggi. Jika terjadi
perubahan system ketatanegaraan, maka dapat berakibat pada perubahan system
pemerintahan dan system pendidikan, bahkan system kurikulum yang berlaku.[2]
Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang
harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan
pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan
evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan
peserta didik, serta seperangkat
peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam
mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu.[3]
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan
oleh lembaga pendidikan (sekolah ) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut
siswa melakukan berbagai kagiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan
pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan
kata lain, dengan program kurikuler tersebut sekolah atau lembaga pendidikan
menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa untuk berkembang. Itu sebabnya, kurikulum disusun sedemikian rupa yang
memungkinkan siswa melakukan beranekaragam kegiatan belajar. Kurikulum tidak
terbatas pada sejumlah mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran,
perlengkapan sekolah, perpustakaan, karyawan tata usaha, gambar-gambar, halaman
sekolah, dan lain-lain.
Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, kultur, system nilai, serta
kebutuhan masyararakat, oleh sebab itu, para pengembang kurikulum termasuk guru
harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang hal tersebut. Kurikulum
harus selalu dimonitoring dan dievaluasi untuk perbaikan dan penyempurnaan
kurikulum belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik karena kurikulum itu
bersifat hipotesis maksudnya, baik tidaknya kurikulum akan dapat diketahui
setelah dilaksanakan dilapangan. Perbaikan kurikulum diperlukan agar tidak lapuk
ketinggalan zaman.[4]
B.
Ruang lingkup kurikulum
1.
Fungsi Kurikulum
Alexander Inglis, dalam bukunya Principle of
Secondary Education (1918), mengatakan bahwa kurikulum berfungsi sebagai
fungsi penyesuaian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan,
dan fungsi diagnostik.
a. Fungsi penyesuaian (The Adjustive of Adaptive Function)
Individu hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus mampu menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya secara menyeluruh. Karena lingkungan sendiri
senantiasa berubah dan bersifat dinamis, maka masing-masing individu pun harus
memiliki kemampuan menyesuaikan diri secara dinamis pula. Dibalik itu,
lingkungan pun harus sesuaikan dengan kondisi perorangan. Di sinilah letak
fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan, sehingga individu bersifat well-adjusted
atau menyesuaikan diri
b. Fungsi Diferensiasi (The differentiating function)
Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan di antara setiap
orang dalam masyarakat. Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang
berfikir kritis dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam
masyarakat. Akan tetapi, adanya diferensiasi tidak berarti mengabaikan
solidaritas sosial dan integrasi, karena diferensiasi juga dapat menghindarkan
terjadinya stagnasi social (kerusakan social).
c. Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)
Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih
lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, misalnya melanjutkan studi ke
sekolah yang lebih tinggi atau persiapan belajar di dalam masyarakat. Persiapan
kemampuan belajar lebih lanjut lanjut ini sangat diperlukan, mengingat sekolah
tidak mungkuin memberikan semua yang diperlukan siswa atau apapun yang menarik perhatian
mereka.
d. Fungsi Pemilihan (The Selective Function)
Perbedaan (diferensiasi) dan pemilihan (seleksi) adalah dua hal yang saling
berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi
seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya. Kedua hal
tersebut merupakan kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem demokratis.
Untuk mengembangkan berbagai kemampuan tersebut, maka kurikulum perlu disusun
secara luas dan bersifat fleksibel.
e. Fungsi Diagnostik (The Diagnostic
Function)
Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan siswa
untuk mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh
potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika siswa menyadari semua
kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya melalui proses eksplorasi. Selanjutnya
siswa sendiri yang memperbaiki kelemahan
tersebut dan mengembangkan sendiri kekuatan yang ada. Fungsi ini merupakan
fungsi diasnostik kurikulum dan akan membimbing siswa untuk dapat berkembang
secara optimal.
2. Komponen
Kurikulum
Komponen-komponen kurikulum yang utama adalah tujuan,
isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi.
Keempat komponen tersebut berkaitan erat satu sama lain.
Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau
relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal, pertama, kesesuaian antara
kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat.
Kedua, kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai
dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi
sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.
a.
Tujuan
Pertama, perkembangan tuntutan,
kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh
pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama
falsafah Negara.Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah 1975/1976 dikenal
kategori tujuan sebagai berikut: Tujuan pendidikan nasional yaitu, tujuan
jangka panjang, tujuan ideal pendidikan bangsa Indonesia. Tujuan institusional
yaitu, sasaran pendidikan suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler yaitu, tujuan yang dicapai oleh suatu program
studi. Tujuan instruksional yang merupakan target yang harus dicapai suatu mata pelajaran.
b.
Bahan Ajar
Siswa belajar dalam
bentuk interaksi dengan lingkungannya dan lingkungan orang-orang. Tugas utama
seorang guru adalah menciptakan lingkungan tersebut, untuk mendorong siswa
melakukan interaksi yang produktif dan memberikan pengalaman belajar yang
dibutuhkan. Kegiatan dan lingkungan demikian dirancang dalam suatu rencana
mengajar, yang mencakup komponen-komponen tujuan khusus, strategi mengajar,
media dan sumber belajar serta evaluasi hasil mengajar.
c.
Strategi Mengajar
Dalam proses belajar
mengajar, seorang pendidik perlu memahami suatu strategi. Strategi menunjuk
pada sesuatu pendekatan, metode, dan peralatan mengajar yang diperlukan.
Strategi pangajaran lebih lanjut bisa dipahami sebagai cara seorang pendidik
dalam pengajar.Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat proses belajar
mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik khususnya pada proses
transfer ilmu yang dapat ditangkap para peserta didik. Akan tetapi penggunaan
strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi pendidik.
d.
Media Mengajar
Media mengajar
merupakan segala macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk
mendorong siswa belajar. Perumusan di atas menggambarkan pengertian media yang
cukup luas, mencakup berbagai bentuk perangsang belajar. Berbagai bentuk alat
penyaji perangsang belajar berupa alat-alat
elektronika seperti mesin pengajaran, film, audio cassette, video cassette,
televisi dan komputer.
e.
Evaluasi Pengajaran
Komponen utama
selanjutnya setelah rumusan tujuan, bahan ajar, strategi mengajar, dan media
mengajar adalah evaluasi dan penyempurnaan. Evaluasi di tujukan untuk menilai
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan
mengajar secara keseluruhan.
f.
Penyempurnaan
Pengajaran
Hasil-hasil evaluasi,
baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pelaksanaan mengajar secara
keseluruhan, merupakan umpan balik bagi penyempurnaan-penyempurnaan lebih
lanjut. Sesuai komponen-komponen yang dievaluasi, pada dasarnya semua komponen
mengajar mempunyai kemungkinan untuk disempurnakan. Suatu komponen mendapatkan
prioritas lebih dulu atau mendapatkan penyempurnaan lebih banyak, dilihat dari
peranannya dan tingkat kelemahannya.
3. Pengembangan Kurikulum
Pada dasarnya pengembangan kurikulum adalah
mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena
adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau
dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa
depannya dengan baik.
Pihak universitas dapat mengembangkan komponen pokok
yang berupa: jenis-jenis mata kuliah dan pengelompokannya, alokasi waktu untuk
setiap progam, susunan mata kuliah, termasuk di dalamnya mata kuliah wajib
lulus dan wajib tempuh, jumlah mata kuliah per semester dan jumlah SKS per semester.Terdapat
empat unsur yang perlu diperhatikan dalam pengembangan yaitu:
a. Merencanakan, merancang, dan memprogramkan bahan ajar dan pengalaman
belajar.
b. Karakteristik peserta didik
c. Tujuan yang akan dicapai
d. Kriteria-kriteria untuk mencapai tujuan
Karakteristik peserta didik sekarang sangat
dipengaruhi oleh perkembangan IPTEKS, pengaruh globalisasi dan sebagainya.
Berbagai criteria yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum adalah
pengembangan tidak bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945, nilai-nilai
hidup, tujuan pendidikan nasional GBHN, peraturan pemerintah no.26,27,28,29,
dan 30 tahun 1990, undang-undang pendidikan tahun 2003, dan juga hendaknya
memperhatikan perkembangan IPTEKS dan karakteristik peserta didiknya.
Kurikulum dikembangkan oleh orang-orang yang terkait
dengan masalah kurikulum yaitu pihak produsen, pihak konsumen, pihak ahli yang
relevan, pihak guru. Yang sering terjadi adalah pengembangan kurikulum pada
komponen pokok misalnya:
1. Struktur program
Hampir setiap perubahan
kurikulum, struktur program selalu ikut berubah baik hilangnya maupun lahirnya
mata pelajaran baru, alokasi waktu untuk setiap program maupun untuk setiap
mata pelajaran.
2. Pada silabus
Untuk menyesuaikan
perkembangan zaman, maka sumber bahan, sistem penyesuaian, dan media yang
dipakai selalu menyesuaikan.
4. Landasan-landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang
sangat penting. Landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu
gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak
dalam mengembangkan kurikulum. Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang
harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum yaitu landasan
filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek). Keempat jenis landasan pengembangan
kurikulum tersebut akan diuraikan dibawah ini.
a.
Landasan Filosofis
Pengembangan Kurikulum
Landasan filosofis yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat
manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimpliksi pada
perumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan
strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidik.
b.
Landasan Psikologis
Pengembangan Kurikulum
Landasan psikologis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang
dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi tersebut
meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta didik, serta
bagaimana peserta didik belajar. Atas dasar hal tersebut terdapat dua cabang
psikologi yang sangat penting diperhatikan dalam pengembangan kurikulum, yaitu
psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
Psikologi perkembangan mempelajari proses dan karakteristik perkembangan
peserta didik sebagai subjek pendidikan. Pemahaman tentang peserta didik sangat
penting dalam pengembangan kurikulum. Melalui kajian tentang perkembangan
peserta didik, diharapkan upaya pendidikan yang dilakukan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, baik penyesuaian dari segi kemampuan yang harus
dicapai, materi atau bahan yang harus disampaikan, proses penyampaian atau
pembelajarannya, dan penyesuaian dari segi evaluasi pembelajaran.
Sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam
situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaruh besar
dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori psikologi kognitif, behavioristik,
dan humanistik.
a)
Teori Psikologi
Kognitif
Istilah cognitive berasal
dari bahasa Latin “cognoscre” yang berarti mengetahui (to know).
Aspek ini dalam teori belajar cognitive field berkenaan dengan bagaimana
individu memahami dirinya dan lingkungannya. Teori belajar kognitif memandang
manusia sebagai pelajar yang aktif yang memprakarsai pengalaman, mencari dan
mengolah informasi untuk memecahkan masalah, mengorganisasi apa-apa yang telah
mereka ketahui untuk mencapai suatu pemahaman baru.
b)
Teori Psikologi
Behavioristik
Teori belajar
behavioristik disebut juga Stimulus-respons Theory (S-R). Kelompok ini
mencakup tiga teori, yitu S-R Bond, Conditioning, dan Reinforcement. Teori
S-R Bond (stimulus respons) bersumber dari psikologi koneksionisme atau teori
asosiasi. Belajar terdiri atas rentetan hubungan stimulus-respons. Belajar
adalah upaya membentuk hubungan stimulus respons sebanyak-banyaknya. Menurut
hukum kesiapan (law of readiness), hubungan antara stimulus respons akan
terbentuk atau mudah terbentuk apabila ada kesiapan pada sistem saraf individu.
Selanjutnya, hukum latihan (law of exercise) atau pengulangan, hubungan
antara stimulus dan respons akan terbentuk apabila sering dilatih atau
diulang-ulang. Menurut hukum akibat (law of efect), hubungan
stimulus-respons akan terjadi apabila ada akibat yang menyenangkan.
Teori ketiga adalah reinforcement. Reinforcement
merupakan perkembangan lanjutan dari teori S-R Bond dan conditoning. Kalau
pada teori conditioning, kondisi diberikan pada stimulus, maka pada
teori reinforcement kondisi diberikan pada respons. Karena anak belajar
sungguh-sungguh (stimulus) selain ia
menguasai apa yang diberikan (respons) maka guru memberi angka tinggi, pujian
mungkin juga hadiah. Angka tinggi, pujian dan hadiah merupakan reinforcement,
supaya pada kegiatan belajarnya akan lebih giat dan sungguh-sungguh
c)
Teori Psikologi
Humanistik
Teori ini berpandangan
bahwa perilaku manusia itu ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh faktor internal,
dan bukan oleh faktor eksternal. Manusia yang mencapai puncak perkembangannya
adalah yang mampu mengaktualisasikan dirinya, mampu mengembangkan potensi
dirinya dan merasa dirinya itu utuh, bermakna, dan berfungsi.
Berbeda dengan teori belajar behavioristik, teori humanistik
menolak proses mekanis dalam belajar, karena belajar adalah suatu proses
mengembangkan pribadi secara utuh. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak
ditentukan oleh guru atau faktor-faktor eksternal lainnya, akan tetapi oleh
siswa itu sendiri. Belajar melibatkan faktor intelektual dan emosional.
c. Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum
Landasan sosiologis merupakan asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi
yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa pengembangan
kurikulum harus mengacu pada landasan sosiologis? Anak-anak berasal dari
masyarakat, mendapatkan pendidikan baik informal, formal, maupun non formal
dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan
bermasyarakat. Karena itu kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala
karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan
pendidikan. Penerapan teori, prinsip, hukum, dan konsep-konsep yang terdapat
dalam semua ilmu pengetahuan yang ada dalam kurikulum, harus disesuaikan dengan
kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan
masyarakat diperlukan kurikulum yang landasan pengembangannya memperhatikan
faktor perkembangan masyarakat. Pendidikan di sekolah pada dasarnya bertujuan
mendidik anggota masyarakat agar dapat hidup berintegrasi, berinteraksi dan
beradaptasi dengan anggota masyarakat lainnya serta meningkatkan kualitas
hidupnya sebagai makhluk berbudaya. Hal ini membawa implikasi bahwa kurikulum
sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan harus bermuatan
kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan,
dam kecakapan.
d. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara
sistematis yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan teknologi
adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis
dalam kehidupan. Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia, dewasa ini
banyak dihasilkan temuan-temuan baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia
seperti kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, dan kehidupan lainnya. Baik
secara langsung maupun tidak langsung perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut berpengaruh pula terhadap pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi
terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pengembangan isi atau
materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan
sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat
membekali peserta didik agar memilki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi
sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan
masalah pendidikan.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kurikulum harus jelas dengan falsafah dan dasara Negara, yaitu
pancasila dan UUD 1945 yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa, tujuan
dan pola kehidupan suatu Negara banyak ditentukan oleh system kurikulum yang
digunakannya, mulai dari kurikulum taman kanak-kanak sampai dengan kurikulum
perguruan tinggi.
Ruang lingkup kurikulum meliputi fungsi kurikulum, komponen
kurikulum, pengembangan kurikulum, dan landasan-landasan pengembangan
kurikulum.
Ø Fungsi kurikulum yaitu:
1.
Fungsi
penyesuaian
2.
Fungsi
diferensiasi
3.
Fungsi
persiapan
4.
Fungsi
pemilihan
5.
Fungsi
diagnostik
Ø Komponen-komponen kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi,
proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi.
Ø Terdapat empat unsur yang perlu diperhatikan dalam pengembangan yaitu:
1. Merencanakan, merancang, dan memprogramkan bahan ajar dan pengalaman
belajar.
2. Karakteristik peserta didik
3. Tujuan yang akan dicapai
4. Kriteria-kriteria untuk mencapai tujuan
Ø Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar dalam
setiap pengembangan kurikulum yaitu landasan filosofis, landasan psikologis,
landasan sosiologis, dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
DAFTAR PUSTAKA
Nasution. 2012.
Kurikulum dan pengajaran.Jakarta. Bumi Aksara
Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan
model pengembangan kurikulum. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen
pengembangan kurikulum. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
[2] Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar